Jumat, 11 November 2011

Back to Nature

      Back to Nature, mulai digemari oleh masyarakat dunia dalam sepuluh tahun terakhir, perkembangan pengobatan ini dipelopori ilmuwan-ilmuwan Amerika Serikat dan Jerman makin intensif dalam mengeksploitasi khasiat tanaman obat. Kemudian media cetak, televisi dan internet menanggapinya melalui pemberitaan dengan frekuesi yang tinggi, maka terbentuklah kecenderungan baru berupa gaya hidup “kembali ke alam”.

       Sebenarnya apa yang terjadi di barat tersebut terinspirasi oleh perkembangan di dunia timur, terutama di Cina, India, Jepang dan Korea yang sudah berabad-abad berupaya mengembangan tanaman obat. Kalau ditelaah, sebenarnya peradaban suku-suku dan kerajaan-kerajaan di Indonesia sejak beberapa abad yang lalu, sudah mengenal tanaman obat, namun dalam periode tertentu mengalami stagnasi, sehingga tertinggal jauh oleh perkembangan di beberapa Negara Asia Timur tersebut. Meskipun sampai saat ini masih tersisa resep-resep pengobatan tradisional berbasis tananam obat di Indonesia, namun hampir tidak mengalami perkembangan yang berarti.
Madu Dalam Pandangan Para Ilmuwan Bakteri
      Dr. WG. Sackeet,   ahli   bakteriologi   dari   Colorado   Agriculture Academy,  telah  meneliti keampuhan  madu  membunuh bakteri – bakteri penyakit, hasilnya adalah:
  1. Pada umumnya semua bakteri mati bila dibenamkan ke dalam madu selama 5 jam.
  2. Bakteri disentri mati dalam waktu 10 jam.
  3. Bakteri paratipoidpenyebab radang usus mati dalam waktu 24 jam.
  4. Bakteri thipoidpenyebab typus mati dalam waktu 48 jam.
  5. Bakteri penyebab sesak dada/radang paru-paru atau pnemonia mati dalam waktu 4 hari
          Beberapa ilmuwan Mesir mempelajari mekanisme madu dalam melawan zat – zat asing seperti kuman, bakteri atau virus yang dipublikasikan di Jurnal Dunia Bakteri tahun 1984. Hasilnya adalah ditemukan 3 faktor yang memungkinkan madu dapat membunuh atau setidaknya menghambat zat – zat asing tersebut, yaitu :
  1. Tekanan osmotik yang tinggi yang tidak memberikan tempat atau ruang sejengkalpun bagi kuman, bakteri dan virus.
  2. Tingkat keasaman madu yang tinggi dengan PH 3,5 yang dapat membunuh bakteri, kuman dan virus.
  3. Madu memiliki zat inhibine termasuk didalamnya hidrogen peroksida yang merupakan zat anti septik tertinggi di kelasnya
         Para ilmuwan di Akademi Ilmu Pengetahuan Bulgaria mengadakan penelitian terhadap madu yang hasilnya adalah: Didalam madu ditemukan lebih dari 40 konsentrat dalam cairan lebah, 5 diantaranya memiliki kemampuan membunuh bakteri, kuman dan virus (anti bakteri, kuman dan virus)
Manfaat Minyak Zaitun
Pengakuan para ahli kedokteran modern tentang minyak zaitun untuk pengobatan:
  • DR Scoot Grandy dari Universitas Texas dan DR Satsoon dari Universitas  California, keduanya mengadakan penelitian tentang menurunnya jumlah penderita penyakit liver pada sebuah daerah yang masyarakatnya menjadikan minyak zaitun sebagai campuran makanan.
  • Tanggal 21 April 1997 diselenggarakan pertemuan ilmiah di Roma yang dihadiri pakar medis, mereka mengupas dan mengeluarkan keputusan penting tentang minyak zaitun, dimana dalam siaran persnya mereka menegaskan bahwa minyak zaitun dapat melindungi serangan penyakit arteriole (salurah darah kecil di hepar/liver dan menghambat naiknya kolesterol darah), tekanan darah dan diabetes sebagaimana ia melindungi dari serangan sebagian penyakit kanker.
  • Minyak zaitun dapat menurunkan tingkat kolesterol LDL dan meningkatkan kolesterol HDL, tanpa menimbulkan dampak negatif thd kolesterol yang bermanfaat, sehingg organ hati dan jantung akan terjaga serta rusaknya urat dalam tubuh.
  • Prof. Asman dari Universitas Monster Jerman, memaparkan bahwa kebiasaan menggunakan minyak zaitun memberikan peluang cukup besar untuk dapat melindungi diri dari sejumlah serangan kanker; kangker usus besar,rahim,indung telur.
  • Archieves of Internal Medicine edisi Agustus 1998 menegaskan bahwa kebiasaan mengkomsumsi satu sendok makan zaitun setiap hari, memungkinkan untuk dapat mengurangi terkena kanker payudara hingga 45%.
         Dan masih banyak penelitian medis kedokteran modern lainnya yang telah secara ilmiah terbukti mampu mncegah dan mengobati beragam penyakit.
AL-Quran is the pioneer of Medicine from Nature Back to Nature
        Namun jauh sebelum berbagai penemuan dan pengakuan ini bermunculan AL-Qur’an telah lebih dulu membahasakan konsep pengobatan dengan konsep “Go Green”. Sebagaimana yang tertuang di dalam firman Allah SWT surat An-Nahl:

وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ (٦٨)
ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلا يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

        Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia". Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (Q.S. An-Nahl : 68-69)

        Segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT pasti tak ada yang sia-sia. Tumbuh-tumbuhan, serangga, air dan buah-buahan diciptakan Allah SWT tentu memiliki tujuan untuk kemaslahatan ummat manusia.  Di antara ciptaan Sang Khalik yang istimewa adalah lebah. Serangga yang satu ini menempati posisi penting dibanding serangga lainnya. Tak heran jika lebah dijadikan salah satu nama surat dalam Alquran.

        Lebah memang spesial. Ia merupakan makhluk Allah SWT yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Dalam penjelasan surat An Nahl yang tercantum dalam Alquran dan Terjemahannya disebutkan bahwa ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dengan Alquranul Karim.
         Apa persamaannya? Simak ayat berikut: ”… Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS An Nahl:69).

          Madu berasal dari sari bunga dan menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit manusia. Sedangkan Alquran mengandung inti sari dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

        Kemukjizatan madu sebagaimana disampaikan Alquran telah terbukti secara ilmiah. Dalam Tafsir Alquran, Sayyid Quthb mengungkapkan, madu sebagai obat penyembuh penyakit sudah dibuktikan secara ilmiah oleh para pakar kedokteran. Inilah salah satu bukti bahwa AL-Qur'an telah lebih dulu menyampaikan konsep pengobatan alami sebelum penemuan-penemuan dibidang pengobatan alami yang kita kenal dengan  sebutan "Back to Nature", menjadi tren di masyarakat dunia sa'at ini.

         Kemudian dijelaskan pula dalam Tafsir Alquran Ibnu Katsir diterangkan bahwa madu lebah itu warnanya bermacam-macam sesuai dengan makanannya. Ada yang berwarna putih, kuning, maupun merah. Selain itu, menurut Ibnu Katsir, madu cocok bagi setiap orang, misalnya untuk mengobati dingin, karena madu itu panas.
           Di dunia Islam, penerapan konsep "Go Green" dengan penggunaan madu sebagi obat sudah diterapkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Pada saat itu, madu digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti, mengobati luka-luka setelah berperang, diare, menjaga stamina, dan membantu menguatkan ibu ibu hamil dll. 

         Kajian khasiat madu secara ilmiah juga telah diteliti oleh ilmuwan Muslim terkemuka di era keemasan Islam, yakni Ibnu Sina (890-1037). Bapak kedokteran dunia dan pemikir Muslim agung di abad ke-10 M itu tercatata sebagai dokter yang mengulas mengenai khasiat madu dari segi kesehatan dan dunia kedokteran. Selama hidupnya Ibnu Sina banyak mengkonsumsi madu sehingga awet muda dan berumur panjang. Madu, menurut Ibnu Sina, dapat menyembuhkan berbagai penyakit dari yang ringan sampai yang berat, seperti tekanan darah tinggi dan jantung. Madu juga dapat menurunkan suhu badan serta mengatur sekresi, sehingga dapat menghilangkan penyakit demam. Ibnu Sina juga telah meneliti khasiat madu untuk perawatan kecantikan tubuh. Menurut Ibnu Sina, madu dan minyak zaitun mampu menjadi obat mujarab yang digunakan sebagai kosmetika yang memiliki beragam khasiat.

        Madu dan minyak zaitun, papar Ibnu Sina, bisa mengencangkan kulit muka dan seluruh kulit badan. Kedua bahan alami yang mendapat perhatian khusus dalam Alquran itu mampu menghilangkan flek-flek hitam dan jamur kulit. Selain itu, madu dan minyak zaitun juga bisa menghaluskan kulit dan mengurangi reutan pada wajah. Yang tak kalah menariknya, Ibnu Sina pun telah menemukan fakta bahwa minyak zaitun dan madu mampu menghilangkan bau badan yang tak sedap, serta bisa memberikan vitamin pada kulit dan melembabkannya. Selain untuk kosmetik, madu juga bisa digunakan untuk bearagam kegunaan lainnya. Mulai dari makanan, obat-obatan sampai bahan untuk alat-alat kecantikan.

         Sejatinya, manfaat madu telah dirasakan peradaban manusia sejak dahulu kala. Orang Mesir Kuno telah mengonsumsinya. Penduduk Mesir Kuno sudah terbiasa memanfaatkan madu sebagai makanan bergizi tinggi serta obat berbagai macam penyakit yang mujarab. Meski begitu, peradaban kuno belum mampu menjelaskannya secara ilmiah.

          Adalah Ibnu Sina seorang dokter legendaris sepanjang masa – yang telah berhasil membuktikan kebenaran khasiat madu tersebut, dalam usia tua. Konon, Ibnu Sina masih tetap kelihatan sehat dan segar bugar layaknya seorang pemuda, karena terbiasa mengonsumsi madu.
         Hasil penelitian terakhir yang dikeluarkan dari Universitas Moskow, menyatakan madu ternyata juga mengandung logam alumunium, boron, krom, tembaga, timbal, titanium, seng, asam organik, asetilkolin, hormon, antibiotik, zat antiracun serta zat antikanker. Zat-zat ini sangat penting untuk memperlancar proses biokimia tubuh dan proses penyembuhan aneka penyakit. Sementara kandungan enzim dalam madu dilaporkan paling tinggi jika dibandingkan dengan mahanan lainnya.

         Penelitian ini juga menyebutkan madu diyakini dapat menyembuhkan tukak lambung (maag), radang usus, serta kesulitan buang air besar (sembelit). Jadi sangat baik memang untuk mengkonsumsi madu dalam keseharian kita.

          Dalam Alquran, madu pun menjadi simbol kenikmatan surga balasan bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa. ”(Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?” (QS:Muhammad: 15).
            Hakikatnya konsep "Back to Nature" adalah konsep pengobatan yang bersumber dari Allah SWT, karena pada dasarnya setiap ciptaan itu memiliki manual dan manusia sebagai mahluk Allah SWT manualnya adalah AL-Qur'an. Dengan mempedomani AL-Qur'an manusia akan terbimbing menuju pada kehidupan yang mulia dan sejahtra.

Daftar Pustaka :               
AL-Qur'an

Pengobatan Nabi
Better Health Through Natural Healing


Tidak ada komentar:

Posting Komentar